nggak banyak

sedikit kok cuma sedikit....
selamat datang...
masuklah kedalam...
ada padang luas membentang...
sebatang duri...
lebih berharga dari 1000 butir kurma

August 19, 2005

sumpah palapa

sumpah palapa

Sira Gajah Mada pepatih amungkubumi tan ayun amukita palapa, sira Gajah Mada : Lamun huwus kalah nusantara ingsun amukti palapa, lamun kalah ring Gurun, ring Seram, Tanjungpura, ring Haru, ring Pahang, Dompo, ring Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, samana ingsun amukti palapa “
Apa yang kepikir sama kita kalo melihat tulisan di atas? mungkin yang pertama kali muncul adalah:
1. dasar kuno...sumpah palapa kan jaman baheula
2. trus kalao udah ada sumpah palapa, lo mao nyumpahin siapa lagi???
3. de el el ....de es te...dan banyak lagi yang sepertinya menganggap ini merupakan pengejawantahan yang notabene-notabene (:kaya anggota DPR ngomongnya)...
eiit...tunggu dulu...
coba kita sedikit berpikir dan merenung (baca:memahami), mungkin kita lupa kalau sebenernya hidup ini ada 3 bagian utama
1. masa lalu
2. masa kini
3. masa depan
apa yang terjadi pada saat ini adalah akibat apa yang terjadi pada masa lalu, masa depan akan ada kalau ada masa kini. nggak akan ada masa kini kalau nggak ada masa lalu...sejarah adalah bagian dari hidup manusia yang nggak akan hilang, mungkin memang coba dilupakan tapi nggak akan hilang. nggak mungkin kita bisa mengambil 1 detik yang udah terlewati...semuanya udah milik 'sang sejarah'
ada benarnya kata kata Soekarno "...Jangan lupakan sejarah..."
individu yang bisa menghargai sejarah akan bisa menghargai masa kini dan akan berusaha belajar bersyukur...bukannya malah malu dengan sejarah bangsa sendiri...
anak muda jaman sekarang yang kayak gini yang menganggap budaya sendiri harus dihilangkan...padahal nggak lain tanda-tanda kehancuran bangsa sendiri.
kembali lagi ke sumpah palapa...ada cerita kepahlawanan, keserakahan dan romantisme percintaan didalamnya (;sekali lagi kalau ngeliat sejarahnya)
kepatuhan terhadap sikap dan kesetiaan terhadap keraton yang diwujudkan dengan kepatuhan mutlak untuk negaranya, Gajah Mada merelakan apa yang menjadi kesenangan dunianya melakukan puasa hingga sumpahnya terpenuhi, walaupun yang menjadi junjungannya adalah raja muda usia. intinya kepentingan negara bagi gajah mada adalah pengabdian menyeluruh bukan hanya kepada individu.
Karena kepatuhan itu pulalah gajah mada bersikukuh memercikan perang bubat yang mengakibatkan dirinya dikucilkan dari keraton saat itu. untuk kemudian ditarik kembali sebagai seorang mahapatih.
nah sodara sodara...bagaimana kita bisa menganggap apa yang terjadi hingga menjadi nusantara sekarang ini terjadi akibat suatu kebetulan belaka...semua adalah berkat kesungguhan dan sikap leluhur kita pada masa lalu
cintai dan pelajari sejarah...akan menjadikan kita bangsa yang ber-arti...

2 comments:

MangSi said...

Dalam perang Bubat, memperlihatkan betapa liciknya GM.
Suatu tindakan atau mngambil keputusan yang ceroboh. Suatu tindakan yang mengewakan sebagai seorang Satria, seorang Pemimpin. Kelihatannya 24 karat, tetapi kenyataannya 14 karat. Juga yang di Cendana, bukannya 14 jkarat, sebentar lagi se-karat !

skedool said...

hahaha...bener juga.
tapi adakalanya kita perlu membaca jangan dari sisi yang selalu objektif, jadinya malah kadang antipati.
sikap subjektif enggak selalu berarti salah, manusia punya bakat untuk mempertahankan egonya. GM melakukan itu juga karena sikap subjektif dirinya terhadap keraton. dia menganggap keraton adalah segalanya. cerita perang bubat agak berbeda dari sisi Babad tanah Jawi maupun Babad Sunda.